Header Ads

DAMAI PADA SENDIRI

(Wirajuddin)

Saat itu ku duduk di tepi sawah menikmati alunan angin silir dan menyaksikan padi yang melambai-lambai 



Hari menjelang malam itu, ku Mencari secarik makna dari kesendirian sunyi-senyap



Tak sengaja Kulihat pohon besar yang begitu tenang, berdamai dengan kesendiriannya 



Kesendirian mengajarkanku akan arti sebuah kemandirian hidup dan ketidak bergantungan kepada manusia.



Sendiri bukan berarti egois, namun karena dengan sendirilah kita dapat  memuhasabah agar hidup lebih terarah







قال رجلٌ : أيُّ الناسِ أفضلُ ؟ يا Ų±Ų³ŁˆŁ„َ اللهِ ! قال (مؤمنٌ ŁŠŲ¬Ų§Ł‡ŲÆ بنفسِه ŁˆŁ…Ų§Ł„ِه في Ų³ŲØŁŠŁ„ِ اللهِ ) قال : Ų«Ł… من ؟ قال ( Ų«Ł… رجلٌ Ł…ُعتزلٌ في Ų“ِŲ¹ŲØٍ من الِّؓŲ¹Ų§ŲØِ . يعبد Ų±ŲØَّه ويدَŲ¹ُ الناسَ من Ų“Ų±ِّه


“Seseorang bertanya kepada Nabi: ‘siapakan manusia yang paling utama wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab: ‘Orang yang berjihad dengan jiwanya dan hartanya di jalan Allah’. Lelaki tadi bertanya lagi: ‘lalu siapa?’. Nabi menjawab: ‘Lalu orang yang mengasingkan diri di lembah-lembah demi untuk menyembah Rabb-nya dan menjauhkan diri dari kebobrokan masyarakat'” (HR. Al Bukhari 7087, Muslim 143).



#coretanliarsangperindusyurga
#samata,10 desember 2017

No comments