DAMAI PADA SENDIRI
(Wirajuddin)
#coretanliarsangperindusyurga
#samata,10 desember 2017
Saat itu ku duduk di tepi sawah menikmati alunan angin silir dan menyaksikan padi yang melambai-lambai
Hari menjelang malam itu, ku Mencari secarik makna dari kesendirian sunyi-senyap
Tak sengaja Kulihat pohon besar yang begitu tenang, berdamai dengan kesendiriannya
Kesendirian mengajarkanku akan arti sebuah kemandirian hidup dan ketidak bergantungan kepada manusia.
Sendiri bukan berarti egois, namun karena dengan sendirilah kita dapat memuhasabah agar hidup lebih terarah
ŁŲ§Ł Ų±Ų¬Łٌ : Ų£Łُّ Ų§ŁŁŲ§Ų³ِ Ų£ŁŲ¶Łُ ؟ ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁَ Ų§ŁŁŁِ ! ŁŲ§Ł (Ł
Ų¤Ł
Łٌ ŁŲ¬Ų§ŁŲÆ ŲØŁŁŲ³ِŁ ŁŁ
Ų§ŁِŁ ŁŁ Ų³ŲØŁŁِ Ų§ŁŁŁِ ) ŁŲ§Ł : Ų«Ł
Ł
Ł ؟ ŁŲ§Ł ( Ų«Ł
Ų±Ų¬Łٌ Ł
ُŲ¹ŲŖŲ²Łٌ ŁŁ Ų“ِŲ¹ŲØٍ Ł
Ł Ų§ŁŲ“ِّŲ¹Ų§ŲØِ . ŁŲ¹ŲØŲÆ Ų±ŲØَّŁ ŁŁŲÆَŲ¹ُ Ų§ŁŁŲ§Ų³َ Ł
Ł Ų“Ų±ِّŁ
“Seseorang bertanya kepada Nabi: ‘siapakan manusia yang paling utama wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab: ‘Orang yang berjihad dengan jiwanya dan hartanya di jalan Allah’. Lelaki tadi bertanya lagi: ‘lalu siapa?’. Nabi menjawab: ‘Lalu orang yang mengasingkan diri di lembah-lembah demi untuk menyembah Rabb-nya dan menjauhkan diri dari kebobrokan masyarakat'” (HR. Al Bukhari 7087, Muslim 143).
#samata,10 desember 2017
Post a Comment